SURVEY GEOTEKNIK LAPANGAN

Posted by Chrisma Soil Laboratory on 15 April, 2010 |





1.   PENDAHULUAN
Untuk dapat melakukan analisis-analisis geoteknik (mekanika tanah dan teknik pondasi) yang benar dan baik, sangat diperlukan data tanah bawah permukaan yang lengkap. Data-data tersebut ada yang diperoleh langsung dari survey geoteknik lapangan, ada yang diperoleh dari hasil uji laboratorium terhadap contoh-contoh tanah yang diambil dari bawah permukaan. Kedalaman di bawah permukaan tanah dari mana data-data tersebut diperlukan dapat beberapa meter bahkan puluhan meter di bawah permukaan tanah, sehingga dengan demikian diperlukan survey lapangan yang mampu mendeteksi bahkan mengambil contoh-contoh tanah, dan melakukan pengetesan di/dari kedalaman tersebut di atas. Survey lapangan tersebut dapat berupa penggunaan dan interpretasi foto udara dan remote sensing, metode geofisik, metode geolistrik, sumur uji (test pit) (dangkal), pemboran (boring)), dangkal sampai dalam, uji penetrasi (uji sondir- cone penetration test – CPT), uji penerasi baku (standard penetration test – SPT), uji vane shear test, dan lain-lain.

2.   PETA GEOLOGI dan FOTO UDARA
Direktorat Geologi mempunyai dan menerbitkan peta geologi untuk hampir seluruh Indonesia. Peta geologi permukaan dapat dipesan pada Direktorat Geologi untuk daerah yang diperlukan. Pada peta tersebut ditunjukkan usia, nama batuan, dan formasi batuan atau jenis tanah permukaan. Dari pengalaman, dapat diduga jenis tanah di bawah permukaan dan bahkan kedalamannya secara garis besar.
      Dalam peta geologi diperlihatkan juga lokasi sungai, jalan desa, dan jalan besar sehingga sangat berguna untuk menentukan lokasi-lokasi survey sebelum topografi dibuat yang sering dibuat bersamaan dengan survey geoteknik.
      Dari foto udara yang biasanya dibuat overlapping kalau dilihat dan diinterpretasikan dengan stereoskop dapat memperlihatkan relief tanah permukaan.

3.   METODE GEOFISIK
Berbeda dengan pemboran, metode ini dapat mencakup area yang luas secara cepat dan relatif murah. Metoda ini tepat sekali digunakan untuk memilih lokasi yang tepat sebuah bendungan, terowongan, jalan raya, dan bangunan-bangunan besar lainnya. Dapat juga digunakan untuk menentukan lokasi deposit material bangunan seperti kerikil atau batu.
Metode geofisik ada 2 macam yaitu metode seismik dan metode geolistrik.

3.1 METODE SEISIMIK
Dalam metode ini, pada suatu titik yang direncanakan akan dibuat sebuah ledakan, atau palu yang besar dipukulkan pada permukaan tanah dan waktu yang diperlukan untuk gelombang akibat ledakan atau pukulan tadi mencapai beberapa Geophone yang ditempatkan pada jarak-jarak yang berbeda-beda kemudian diukur. Sifat elastis lapisan-lapisan tanah yang berbeda adalah berbeda pula dan atas dasar refraksi dan refleksi gelombang melalui lapisan yang berbeda-beda sifat elastisitasnya ini akan dapat dibuat profil lapisan-lapisan tanah di bawah permukaan.

3.2 METODE GEOLISTRIK (Resistivity Method)
Sebuah alat resistimeter diletakkan di tengah kabel-kabel penghubung yang menghubungkan alat resistimeter dengan titik-titik duga dan pada jarak-jarak tertentu ditanam sebuah elektroda untuk menyalurkan arus listrik ke dalam tanah. Arus listrik yang disalurkan biasanya antara 150 – 600 Volt, tergantung dari kondisi tanah bawah permukaan dalam menyalurkan arus listrik. Dari berbagai jarak yang berbeda-beda diperoleh data-data mengenai harga-harga tahanan listrik dari tanah.
Atas dasar perbedaan dari konduktivity dan resistivity listrik dari lapisan-lapisan tanah dari kedalaman-kedalaman yang berbeda-beda, yang diukur dari potensial dan pengaliran arus listrik antar elektroda - elektroda tersebut di atas dari arus listrik yang disalurkan dari sumber listrik yang dipakai (accu), dengan cara-cara analisis yang baku dapat ditentukan pelapisan-pelapisan tanah bawah permukaan ke arah vertikal maupun horizontal sampai kedalaman maksimum. 30 m. Dapat dipakai untuk membuat prakiraan kasar jenis pondasi Dam atau struktur bangunan.

4. SUMUR UJI (Test Pit)
Biasanya sumur uji dimaksudkan untuk melihat secara langsung kondisi tanah di lapangan: caranya denga menggali lubang yang cukup besar sehingga orang bisa masuk sampai kedalaman air tanah atau sampai kedalaman 1 – 2 m saja, dapat juga dilakukan dengan mesin seperti BackHoe dan Shovel. Dari pengamatan pada bidang vertikal di dalam lubang dapat diidentifikasi jenis-jenis tanah, warna, bau, kedalamam muka air tanah dan struktur umumnya dapat juga diambil contoh tanah asli dengan memasukkan tabung sampler ke dalam tanah. Di dalam lubang dapat juga dilakukan uji penetrasi dengan alat pocket penetrometer.

5.   PEMBORAN dan PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Pemboran tanah adalah pembuatan lubang ke dalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin untuk tujuan sebagai berikut:
1)   Mengindentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman bor
2)   Untuk mengambil contoh tanah asli
3)   Untuk melakukan uji SPT, Vane Shear Test, Pressumeter Test dll.

6.   PENGAMBILAN CONTOH TANAH (Soil Sampling)
Ada dua jenis contoh tanah yang dikenal yaitu yang contoh tanah asli (tidak terganggu) dan tidak asli (terganggu), tergantung dari cara pengambilannya. Contoh tanah asli adalah contoh tanah yang struktur butiran dan kadar airnya sama dengan struktur dan kadar air ditempat aslinya didalam tanah. Contoh tanah asli harus mewakili dengan baik tanah dikedalaman tempat asalnya (representative sample). Untuk mempertahankan kondisi tersebut pengambilan dan penyimpanannya memerlukan teknik tertentu.
Uji laboratorium untuk memperoleh parameter-parameter kekuatan geser, konsolidasi dan kompresibilitas dan untuk mengukur berat volumenya harus dilakukan terhadap contoh tanah asli.
Contoh tanah asli diambil dari dalam lubang bor dari kedalaman yang direncanakan atau dari kedalaman dimana terdapat perubahan jenis, karena warna, bau, kekerasan, butiran dari tanah selama pengeboran. Biasanya, contoh tanah asli diambil dari setiap perubahan kedalaman 2 s/d 3 meter, dan dari setiap ada perubahan jenis tanah, yang dipantau selama pengeboran.

7.   UJI PENETRASI (Penetration Test)
Uji penetrasi yang banyak digunakan  adalah uji penetrasi baku (standart penetration test). Uji penetrasi baku ini telah diatur menurut ASTM D-1586. Yang dimaksud dengan N pada SPT adalah jumlah tumbukan yang diperlukan untuk memasukkan tabung Split Spoon kedalam tanah sedalam 12 inchi disebut nilai N SPT.
Yang disebut tabung Split Spoon adalah tabung yang berdiameter 2 in dan diameter dalam 1,5 in panjang 18 s/d 30 in yang dibelah menjadi dua bagian kearah memanjangnya. Peralatan lainnya adalah palu pancang atau hammer yang beratnya 63,5 kg  dan tinggi jatuhnya selama menunggu adalah 30 in.

Cara kerja SPT sebagai berikut :
-     Lakukan pemboran sampai kedalaman dimana akan diuji SPT. Kemudian bersihkan lubang bor dari tanah lepas.
-     Pasang Split Spoon pada pipa bor, dan masukkan kedalam tanah hasil pengeboran diatas.
-     Pada bagian atas pipa bor, pasangkan hammer beserta bagian-bangian pelengkapnya.
-     Lakukan penumbukan, sehingga split spoon masuk (terpenetrasi) sedalam 3 x 6 in dan hitung jumlah tumbukan untuk penetrasi pertama, kedua dan ketiga.
-     Jumlah tumbukan untuk penetrasi 2 x 6 in, kedua dan ketiga disebut nilai N (SPT).

8.   UJI SONDIR (Cone Penetration Test-CPT)
Komponen utama dari uji sondir adaolah konus yang dimasukkan kedalam tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak kebawah karena ditekan dan tekanan geser pada dinding konus pada saat dinding konus bergeser kebawah karena ditekan, diukur dan pada manometer diatas permukaan tanah pada setiap kedalaman tertentu  didalam tanah.
Uji sondir ini relatif murah dan cepat memberikan hasil dibanding dengan uji geoteknik lapangan lainnya. Di Indonesia, uji sondir telah dikenal sejak tahun 1950-an, dan di Indonesia pula konus Begemann pertama ditemukan oleh Prof. Begemann yang saat itu adalah dosen di ITB.

Sampai sekarang ini hasil uji sondir dipakai untuk tujuan-tujuan seperti di bawah ini :
1). Evaluasi kondisi tanah bawah pemukaan di lapangan, atau stratigrafi (menduga struktur lapisan tanah bawah permukaan), klasifikasi lapisan tanah (menduga jenis-jenis tanah di bawah permukaan), kekuatan lapisan-lapisan tanah, kedalaman lapisan keras dan lain-lain.
2). Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan diganti dengan tanah yang lebih baik lalu dipadatkan serta kontrol pemadatan.
3). Perencanaan fondasi, baik fondasi dangkal maupun tiang pancang dan perhitungan settlement.
4). Perencanaan lereng dan timbunan dan lain-lain.

Keterbatasan uji sondir yang paling jelas adalah jika konus bertemu dengan butir batu yang cukup besar atau pasir padat akan menunjukkan tekanan konus yang cukup besar dan bahkan tidak dapat diteruskan, seolah-olah pada kedalaman tersebut terdapat lapisan tanah keras atau pasir padat yang luas dan merata. Selain hal tersebut, kalau dijumpai lapisan keras dan uji sondir menunjukkan tekanan yang besar, uji sondir terhenti, dan dapat dikatakan bahwa pada kedalaman tersebut dijumpai lapisan keras; tetapi tidak dapat memberi informasi berapa tebal lapisan tersebut; apa jenis batuan lapisan keras tersebut;  dan apakah di bawah lapisan keras tersebut terdapat lapisan tanah yang terus keras atau ada lapisan lunak.