UJI SONDIR (DUTCH CONE PENETRATION TEST)

Posted by Chrisma Soil Laboratory on 09 April, 2010 |


Maksud
Uji penetrasi kerucut atau dikenal dengan sondir dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai tahanan ujung konus dan tahanan kulit dengan kedalaman lapisan tanah sehingga lapis keras suatu tanah dapat ditentukan, sedangkan pemboran untuk mengetahui jenis tanah secara visual pada suatu kedalaman tertentu dan untuk mengambil contoh tanah yang selanjutnya akan diperiksa di laboratorium.


Alat
1.      Mesin sondir ringan 2,5 ton.
2.      Pipa sondir lengkap dengan batang dalam.
3.      Manometer dua buah dengan kapasitas sesuai dengan sondir ringan yaitu 0 – 60 kg/cm2 dan 0 – 250 kg/cm2.
4.      Alat konus atau bikonus.
5.      Alat bor tanah.
6.      Tabung pengambil contoh tanah.
7.      Angker dengan perlengkapannya.
8.      Kunci pipa, kunci inggris dan kunci lainnya.
9.      Alat pembersih, olie, minyak hidrolik dan lain-lain.


Pelaksanaan
1.      Tentukan titik sondir yang letaknya berdekatan dengan titik hand boring dan SPT. Usahakan letaknya bebas dari gangguan seperti pohon, tiang listrik dan lain-lain.
2.      Tanah yang akan disondir dibersihkan dan diratakan.
3.      Letakkan alat uji sondir di atas tanah tersebut. Bila sudah tepat di atas titik yang akan disondir, angker alat uji sondir sehingga pada posisi yang tepat dan kokoh, tidak miring dan tidak dapat terangkat ke atas pada waktu penyondiran.
4.      Pasang manometer pada alat sondir.
5.      Isi mesin sondir dengan olie dan usahakan bebas dari gelembung udara.
6.      Pasang konus dan bikonus pada pipa sondir, kemudian pasang pada mesin sondir. Ujung penetrasi bikonus diatur sampai menyentuh tanah.
7.      Siapkan alat-alat pembacaan yaitu tutuplah kan-kran yang ada pada alat sondir dan aturlah jarum manometer pada posisi nol.
8.      Buka kran penyalur tekanan pada manometer, kemudian jalankan mesin sondir dengan kecepatan 10 – 20 mm/detik sampai penetrasi bikonus mencapai kedalaman 20 cm. Lalu baca manometer dimana terdapat dua nilai pembacaan. Arloji manometer akan bergerak menyimpang dua kali. Simpangan pertama menunjukkan nilai sondir Qc dan simpangan kedua merupakan nilai sondir dan gesekan lokal Lf = (qc + fs).
9.      Pembacaan dilakukan tiap penurunan 20 cm dan dihentikan pada kedalaman maksimum yang diinginkan atau sampai batas maksimum kemampuan alat sondir. Setelah uji sondir selesai, dilakukan pengeboran tanah dengan alat bor yang tersedia. Setiap kali perlu diperiksa dan dicatat jenis tanah hasil pemboran secara visual pada setiap kedalaman.
10.  Setelah dibor kurang lebih pada kedalaman 1 m, lakukan pengambilan sampel tanah pada kedalaman tanah tersebut dengan cara memukul masuk tabung contoh tanah.
11.  Tabung contoh tanah diangkat berlahan-lahan dan tanah siap untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
12.  Untuk menjaga kondisi tanah agar tidak mengalami perubahan dari kondisi aslinya, maka setelah tabung contoh tanah diangkat segera kedua ujung tabung tersebut ditutup dengan lilin.


Hitungan
1.      Dari data pembacaan yang diperoleh, hitung nilai gesekan lokal fs,
fs     = 10/100 x (Lt – qc)
      = 0,1 x [(qc + fs) – qc)] (kg/cm2).
2.      Hitung total gesekan ft dengan rumus :
ft = 20 x fs (kg/cm)
3.      Hitung nilai total komulatif ft, Sft (kg/cm),
4.      Hitung nilai Rt = 100 x (fs/qc),
5.      Tabelkan semua hitungan dan gambarkan grafik hubungan antara kedalaman tanah (sebagai ordinat) dengan nilai-nilai qc, fs, Sft, dan Rf (sebagai absis).